
Kendari, Infosultra.id-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga merupakan tokoh senior Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Bahlil Lahadalia, angkat bicara soal kedatangan 500 TKA China di Sultra. Tokoh senior HMI ini secara gamblang menyatakan dukungannya terhadap para pekerja asing asal negeri tirai bambu itu.
Menanggapi kedatangan TKA asal
“Terkait dengan tenaga kerja asing, tanpa bermaksud mengatakan apa-apa, saya mendukung Ibu Menteri Tenaga Kerja,” ujar Bahlil, dalam Web-Seminar Series DPP PGK #3 yang ditayangkan melalui salah satu akun YouTube, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini menuturkan bahwa TKA yang datang ke Sultra tersebut merupakan pekerja yang memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk pembangunan smelter di Wilayah Industri di Morosi. Bahlol juga mengklaim bahwa mereka telah melalui proses verifikasi oleh BKPM.
“Tenaga kerja asing yang masuk ini hanyalah orang-orang yang mempunyai skill yang sudah diverifikasi di BKPM. Karena ada kerja sama antara Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Menkumham dan BKPM untuk mengatur prosedur, tata cara tenaga kerja asing masuk ke Indonesia,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah diketahui juga sempat menyampaikan alasan pemerintah mengeluarkan izin masuk TKA ini. Menurutnya, spesifikasi keahlia TKA teraebut sangat dibutuhkan, terutama untuk perusahaan yang ada di Konawe. Ia juga memastikan bahwa pekerja lokal juga akan dilibatkan mendampingi TKA tersebut, sehingga diharapka ada transfer pengetahuan di antara kedua belah pihak.
“Pada akhirnya ketika tenaga kerja lokal kita sudah bisa memahami teknologinya maka operasional selanjutnya akan diserahkan kepada tenaga kerja lokal kita,” ujar Ida dalam keterangan pers tertulis di Jakarta, Rabu (25/6/2020).
Diketahui, 156 TKA, beberapa waktu lalu, memasuki wilayah Sultra melalui Bandara Halu Oleo. Mereka dipastikan telah menjalani protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, saat itu juga ikut memantau kedatangan TKA tersebut. Ia bahka terjun langsung mengecek visa yang digunakan para TKA secara random.
Kedatangan 500 TKA ini juga diklaim akan menyerap sedikitnya tiga ribu hingga lima ribu pekerja lokal. Hal ini dilakukan demi mendukung percepatan pembangunan pabrik smelter.
Adapun 156 TKA klaster pertama yang tiba beberapa waktu lalu, saat ini tengah menjalani masa karantina dan pengecekan kesehatan secara berkala oleh Dinas Kesehatan setempat. Setelah dinyatakan sehat, mereka diperbolehkan untuk memulai bekerja.
Penulis: Himeka Gayatri
Discussion about this post