
Kendari, Infosultra.id-Lembaga survei Media Research and Consulting Indonesia (MRCI), baru-baru ini merilis perolehan survei Pilkada Wakatobi 2020, yang melibatkan 400 responden di 8 Kecamatan yang tersebar di wilayah kepulauan itu.
Hasilnya, figure Petahana, Arhawi, tercatat unggul di survei popularitas dengan persentasi 71,75 persen, disusul Haliana 55,25 persen, Ilmiati 52 persen, Febri Hidayat 50,75 persen, kemudian figure lainnya seperti Ratna Lada, Abdul Rasyid Syawal, Mudasir Usman, Safia Wualo yang mencatatkan persentase di bawah 50 persen.
“Survei dimulai pada minggu pertama Bulan Februari. Lalu data dikumpulkan sejak tanggal 21 hingga 28 Januari, dengan melibatkan 400 responden. Jumlah sampel menggunakan tabel Krecjie-Morgan dengan margin error sebesar 4,25 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen,” kata Direktur MRCI, DR. Imawan.
Meski menang telak di riset popularitas, posisi cabup petahana, Arhawi, di survei penerimaan masyarakat (akseptabilitas) versi MRCI, berbanding terbalik.
Arhawi, hanya mampu berada di posisi ke enam dengan persentase akseptabilitas sebesar 59, 53 persen. Ia kalah unggul dari salah satu figur pendatang baru yang tak lain adalah Febri Hidayat.
Ketua Pemuda Pancasila Wakatobi ini justru melesat jauh meraih persentase tertinggi survei akseptabilitas hingga 69, 95 persen, disusul Ilmiati Daud 66,3 persen, Haliana 66,06 persen. Sedangkan Arhawi sendiri justru berada di posisi ke enam, dengan tingkat penerimaan masyarakat atau akseptabilitas hanya 59,53 persen.
Kata Imawan, persentase akseptibilitas Febri Hidayati didominasi kaum milenial Wakatobi.
“Yang menarik disini, saat kami coba tabulasi silang, berdasarkan gender dan demografi, hampir sebagian daerah ada pemilih muda. Berdasarkan kategori umur, akseptabilitas Febri Hidayat datang dari pemilih milenial rentang usia 20-29 tahun. Haliana cenderung dipilih oleh pemilih pemula di rentang usia 30-39 tahun, Haliana juga lumayan tinggi elektabilitasnya. Sedangkan Arhawi, elektabilitasnya datang dari pemilih usia 40-49 tahun, dan pemilih di atas 50 tahun cenderung memilih Ilmiati Daud. Ada kecenderungan bahwa pemilih pemula lebih ke Febri Hidayat. kemungkinan mereka memantau media digital sepeti Facebook dan sejenisnya,” urainya.
Selain riset elektabilitas, akseptebilitas dan popularitas, MRCI juga meriset kondisi social pemerintahan jelang Pilkada. Hasilnya, 41 responden menganggap bahwa Wakatobi sudah semakin baik dan semakijn berkembang. Kemudian 39 responden mengatakan Wakatobi mulai maju namun berjalan lambat. Sedangkan 12,75 persen sisanya menganggap Wakatobi tak berubah, tak ada kemajuan signifikan.
“Riset kami petakan di 8 Kecamatan yang ada di Wakatobi. Secara umum kami gunakan data BPS sebagai alat untuk mengukur presentase populasi. Sedangkan pembagian TPS sesuai data KPU,” jelasnya.
Untuk survey pemerataan pembangunan di Wakatobi jelang Pilkada, Imawan menguraikan, 46,5 responden diantaranya menunjukan bahwa pembangunan hanya fokus pada daerah-daerah tertentu saja. Sedangkan 31,75 persen menganggap bahwa pembangunan merata di semua wilayah. 12,75 responden lainnya menilai bahawa pembangunan Wakatobi cukup merata. Kemudian sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.
“MRCI juga meriset permasalahan umum yang terjadi di Wakatobi. Permasalahan tertinggi berkaitan dengan sulitnya lapangan pekerjaan, dengan persentase sebesar 28,75 persen, disusul persoalan infrastruktur, harga bahan pokok, kesehatan, keamanan dan ketertiban,”katanya.
Penulis: Ernilam
Discussion about this post