
Kendari, Infosultra.id-Sejumlah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO), mengembangkan produk skincare (perawatan kulit) antioksidan dari daun kecombrang (etlingera elatior). Ide pengembangan skincare berbentuk krim ini dimotori oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Fakultas Farmasi UHO, Muh. Fadhli, Muh. Nuzul Arkham, Frischillya Yola Manda dan Nadhila Hajarani Amir. Program pengembangan skincare berbahan tanaman rempah ini dilakukan dibawah arahan dosen pembimbing, La Ode Muhammad Fitrawan.
“Kami telah melakukan beberapa pengujian atas krim ini, diantaranya uji Iritasi dan uji kesukaan terhadap sejumlah sukarelawan. Dan hasil pengujian terhadap produknya, memberikan respon yang positif,” kata ketua tim PKM-K, Fadhli, Sabtu (29/6/2019).
Fadhli menguraikan, bahan utama dari produk skincare antioksidan ini adalah bagian daun kecombrang. Dari hasil penelitian yang dilakukan, bagian daun dari tanaman yang juga dikenal sebagai pelengkap bahan masakan ini, adalah bagian yang memiliki khasiat antioksidan yang tinggi.

“Antioksidan sendiri beguna untuk menangkal radikal bebas akibat polusi udara, mencegah penuaan dini dan meregenerasi sel-sel kulit yang mati,” terang Fadhli.
Krim berbahan alami daun kecombrang ini di dilabeli krim “Peka Dong”, dikemas dalam kemasan 10 gram, dan dipromosikan pertama kali melalui akun media sosial Instagram “@pekadong19”.
“Peminat krim ini sangat banyak, mulai dari kalangan mahasiswa sampai ibu – ibu rumah tangga,” ungkap Fadhli.
Selain Kota Kendari, krim “Peka Dong” ini juga telah didistribusikan ke beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Kota Ambon, Surabaya, Muna dan Bau-bau.
“Untuk sertifikasi produk, tim PKM-K hingga kini tengah menyiapkan berkas persyaratan untuk mendaftarkan nomor Notifikasi ke Badan POM dan sertifikasi Halal LPPOM MUI,” tutur Fadhli.
Hasil penelitian dari krim “Peka Dong” ini, lanjut Fadhli, akan disertakan dalam lomba tingkat nasional, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

“Tgl 1-3 baru di laksanakan Monitoring Evaluasi oleh Reviewers Eksternal dari Pusat. Kalau lolos tahap Monev External ini, baru di lombakan ke PIMNAS 32 yang diadakan di Universitas Udayana Bali,” jelasnya.
Untuk diketahui, di berbagai daerah di Indonesia, kecombrang tak hanya terkenal dengan aroma wanginya. Namun kerap dimanfaatkan sebagai pelengkap bahan masakan. Di Sultra, tanaman rempah berwarna merah muda ini dikenal dengan sebutan daun walae. Oleh “emak-emak” Di Sultra, daun kecombrang atau walae ini kerap dimanfaatkan untuk bahan penyegar dan penghilang bau amis pada menu masakan seafood (ikan dan sejenisnya).
Discussion about this post