
Kendari Infosultra.id–Demi menyukseskan penyelenggaraan Pemilu serentak 2019, KPU Provinsi Sultra bersama lembaga pemantau Pemilu Sultra Demokrasi Monitoring (SultraDeMo), melaksanakan rangkaian sosialisasi dan pendidikan pemilih dengan metode tatap muka yang dilakukan dengan mengundang masyarakat untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu. Sosialisasi dilakukan 8 kali di 8 titik yang tersebar di Kita Kendari.
Sosialisasi dan pendidikan pemilih dibagi dalam 4 segmen yakni :
1. Segmen daerah bencana Alam yang telah dilaksanakan di 2 wilayah berbeda yakni Kelurahan Lepo-lepo Kecamatan Baruga dan Kelurahan Bonggoeya Kecamatan Wua-wua Kota Kendari.
2. Segmen daerah potensi pelanggaran pemilu yang telah dilaksanakan di 2 wilayah yang berbeda yakni Kelurahan Bende Kecamatan Kadia dan kelurahan Kadia kecamatan Kadia Kota Kendari.
3. Segmen daerah pemilih Rawan Konflik yang telah dilaksanakan di 2 wilayah yang berbeda yakni Kelurahan Jati Mekar dan Kelurahan Gunung Jati Kecamatan Kendari.
4. Segmen daerah partisipasi terendah yang telah dilaksanakan di 2 wilayah yang berbeda yakni Kelurahan Lahundape dan Kelurahan Andounohu Kota Kendari.
“Peserta yang diundang dan mengikuti kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih di 8 wilayah di Kota Kendari terdiri dari tokoh masyarakat, RT/RW dan masyarakat di wilayah sosialisasi dengan jumlah peserta dari setiap titik sosialisasi sebanyak 200 orang, sehingga total masyarakat yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih sebanyak 1.600 pemilih,” Kata Arafat, Kordinator Presidium pemantau SultraDeMo, dalam konferensi pers SultraDeMo, Sabtu (6/4/2019).
Pihaknya bersama KPU Sultra, lanjut Arafat, masih akan terus menggalang komunitas strategis untuk meningkatkan grafik partisipasi Pemilu. Komunitas meliputi mahasiswa, wartawan, dosen pemantau di berbagai perguruan tinggi di Sultra, serta advokat pemantau se-Sultra.
“Insha Allah tahap kedua untuk rekruitmen pemantau kami akan masukan data tambahan baik mahasiswa, wartawan, dosen yang tengah kami rekap saat ini,” kata mantan ketua Bawaslu Kota Kendari ini.
Terkait data pemantau, pemantau yang telah dimasukkan ke Bawaslu Sultra adalah mahasiswa pemantau pemilu SulTraDeMo berjumlah 78 orang, yang terdiri dari 44 laki-laki dan 34 perempuan yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota se-Sultra. Ke depan, pihaknya masih akan memasukkan tambahan struktur di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se- Sultra.
Mengingat tahapan krusial dengan limit waktu yang semakin singkat, Arafat mengimbau agar Bawaslu Sultra dan KPU Sultra berkomitmen untuk terus memberikan penguatan kapasitas dan pemahaman regulasi secara teknis pada KPPS. Terutama yang berkaitan dengan daftar pemilih, logistik, kampanye dan pungut hitung.
Bawaslu Sultra, juga diharapkannya agar terus memberikan penguatan kapasitas dan pemahaman regulasi pada Pengawas TPS dengan mengutamakan fungsi pencegahan daripada penindakan.Sebab menurutnya, pintu masalah berawal dari tingkatan TPS.
SulTraDeMo sebagai pemantau, lanjut dia, juga juga mengimbau kepada seluruh relawan dan masyarakat Sultra agar berpartisipasi mengawasi penyelenggara pemilu KPU dan Bawaslu, mengawasi Aparatur Sipil Negara (ASN), dan melaporkan setiap pelanggaran pemilu kepada Bawaslu sesuai dengan tingkatannya atau mengadukan pelanggaran ke rumah pengaduan penyelenggara pemilu yang akan dibuat 17 Kab/Kota se-Sultra.
Untuk diketahui, narasumber dari rangkaian kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang digagas oleh KPU Sultra dan lembaga pemantau Pemilu SultraDeMo, yakni Komisioner KPU Provinsi Sultra, Almunardin, Muh. Nato Al Haq serta Iwan Rompo Banne. Sedangkan dari lembaga pemantau SultraDeMo yang menjadi narasumber pendukung yakni Direktur eksekutif SultraDeMo, Arafat, Sekjen SultraDeMo, Zainal Abidin, presidium SultraDeMo, Haslita, Suparman, Zam Zam Zaid, dan Krisni Dinamita.
Penulis: Yaya
Editor: Ernilam.
Discussion about this post