
Kendari, Infosultra.id-KPU Sultra, bersama Lembaga Pemantau Pemilu Sultrademo, intens menggelar pendidikan Pemilu di segmen pemilih yang berada di wilayah rawan konflik. Salah satunya yakni Kelurahan Gunung Jati, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Daerah ini, jadi sasaran sosialisasi pendidikan Pemilu oleh KPU, karena dinilai sebagai daerah dengan potensi konflik terbesar di Kota Kendari.
Koordinator Presidium Sultrademo, Arafat, mengatakan, konflik di Gunung Jati terekam dalam catatan jejak konflik yang terjadi dalam kurun waktu 2012-2014. Data ini, menurut Arafat, diolah dari berbagai sumber. Tercatat, di Kelurahan Gunung Jati pada 2012 terjadi setidaknya empat kali terjadi konflik, tepatnya pada 22 Oktober, 11 November, 16 November dan 19 Desember. Pada 2013, kembali lagi terjadi sebanyaj empat kali yakni 26 Maret, 8 April, Mei, 22 Desember, kemudian pada 2014, dua kali terjadi konflik, yakni pada Januari dan 16 Agustus.
“Beberapa tahun sebelumnya, terkadang pemicu konflik hanya karena hal sepele, yang berujung bentrok kelompok antar lorong, bahkan dengan kelurahan tetangga,” kata Arafat, Koordinator Presidium Sultrademo, saat ditemui usai penyelenggaraan Sosialisasi Pemilu, di Gunung Jati, Kamis (28/3/2019).
Hal senada juga disampaikan oleh Komisioner KPU Sultra, Iwan Rompo. Iwan mengimbau agar masyarakat tidak hanya menggunakan hak pilih dalam pesta demokrasi 17 April mendatang, namun juga berpartisipasi mewujudkan Pemilu yang damai, bebas konflik.
“Sebagai penyelenggara, KPU Sultra mengimbau agar masyarakat menggunakan hak pilih, dan bersama-sama mweujudkan Pemilu damai, 17 April mendatang,” kata Iwan.
Sekjen Sultrademo, Zainal Abidin, juga menyampaikan imbauan terkait hari dan tanggal pemungutan suara, jenis dan warna surat suara, pengenalan peserta Pemilu Tahun 2019, serta tata cara pindah memilih.
Sementara, Dr Haslita, selaku pemateri, menyampaikan empat catatan penting terkait Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) pada Pemilu 2019 yang dirilis oleh Bawaslu Sultra, yakni keamanan, netralitas PNS, ujaran kebencian atau SARA, dan politik uang.
Sosialisasi yang dihadiri oleh 200 peserta ini, juga diisi dengan interaksi atau tanya jawab antara pemateri dan peserta, terkait proses pencoblosan. Peserta yang aktif berinteraksi dalam kegiatan ini, juga diberikan souvenir oleh panitia.
Penulis: Lala
Editor: Alifiandra
Discussion about this post