
Kendari, Infosultra.id-Pengamat ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO), Syamsir Nur menilai, pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sultra di bawah kepemimpinan La Mandi selama ini belum optimal mengemban tugas sebagai mitra strategis pemerintah dalam memajukan roda perekonomian daerah.
“Kadin belum hadir membangun sinergisitas bersama pemerintah daerah secara baik. Padahal sesungguhnya peran Kadin sangat besar terutama dalam memberikan solusi terkait persoalan ekonomi termasuk lapangan kerja, angka kemiskinan, angka pengangguran dan serapan anggaran di Pemda. Kadin belum mampu mengurai persoalan yang ada di masyarakat,” ungkap Syamsir Nur, Jumat (08/01/2021).
Syamsir tak memungkiri Mandi yang telah menduduki jabatan ketum Kadin Sultra selama lima tahun mengemban beban besar. Namun La Mandi kata dia, Mau tak mau, suka tidak suka, harus mampu berpikiran terbuka menerima kritik publik.
“Pak Mandi soal penataan kelembangaannya belum tuntas, karena itu kuncinya. Bagaimana membangun tata kelola kelembagaan yang baik itu kuncinya. Tapi kalau secara kelembagaan juga belum tuntas, apalagi merekrut orang-orang yang menurut saya tidak memahami apa yang harus dikerjakan, tidak kapabel, maka itu menjadi sulit,” imbuhnya.
Syamsir kembali mengingatkan, faktor pendukung kesuksesan lembaga yang disebutkan tadi harus diperkuat, siapapun yang menjadi Ketua Kadin Sultra dalam perhelatan Musprov VII Kadin Sultra, 11 Januari nanti.
“Termasuk bagaimana membangun daya saing diantara para pelaku usaha dan juga membangun kemitraan dengan Pemda agar ekonomi kita bisa lebih baik. Kalau tinggal dua calon, saya secara pribadi mengatakan lebih layak pak Anton Timbang dari pada pak Mandi. Dari sisi jejaring, kemudian kemampuan membangun komunikasi dengan pemerintah juga penting,” kata Syamsir.
Kadin, lanjut Syamsir, juga telah menjadi bagian penting dari pemerintah, sehingga dinamika perekonomian di daerah ini, baik di sektor moneter, fiskal dan sektor riil ditentukan dari kolaborasi antarpihak terkait didalamnya, tak terkecuali pemerintah daerah.
“Yang saya amati bahwa pelaku usaha kita, terutama UMKM, yang menjadi denyut nadi perekonomian daerah menghadapi beberapa kendala misalnya dari sisi sumber daya manusia, dari sisi produksi, dan sisi pemasaran. Nah, kita harapkan Kadin bisa masuk ke tengah itu, bagaimana mengurai masalah yang dihadapi mereka,” jelasnya.
“Jadi ada keterpaduan antara sektor hulu dan hilir. Kadin juga harus mampu mengurai masalah yang dihadapi oleh para pelaku usaha. Misalnya soal kedelai dan bahan pangan lainnya, di Sultra maupun nasional kita sangat tergantung dengan impor. Padahal sesungguhnya kita memiliki potensi di sektor itu. Inilah yang diharapkan kepada Kadin agar bisa mendorong pemanfaatan di sektor itu,” pungkasnya. (L2)
Discussion about this post