
Kendari, Infosultra.id–Aktivis Pena 98 dan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sulawesi Tenggara (Sultra), menegaskan telah menempuh langkah solutif demi mematahkan klaim kekalahan perolehan dukungan terhadap Capres RI incumbent nomor urut 01, Jokowi, di Sultra.
Presidium aktivis 98, Erwin Usman, dalam agenda konferensi pers di Kendari, Jumat (15/3/2019), mengatakan, bawa pihaknya saat ini menempuh 3 langkah solutif dan antisipatif demi memenuhi target presentase kemenangan Jokowi di Sultra.
Langkah yang ditempuh yakni merealisasikan metode canvasing dengan sosialisasi door to door atau terjun langsung ke kediaman masyarakat yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota se-Sultra terkait 3 program jangka pendek Jokowi, yakni program pelatihan dan pengembangan skill, lewat kartu pra kerja kartu pra kerja, kartu sembako, dan program unggulan lainnya.
“Waktu kita sangat singkat untuk merealisasikan ini. Dan banyak hambatan yang kita temui. Jadi sekarang 3 poin ini yang jadi catatan kami. Karena itu, soliditas dan kinerja serius relawan maupun partai pengusung sangat dibutuhkan disini. Kinerja masif kita yang dibutuhkan disini, jangan hanya sebatas deklarasi saja,” urai Erwin.
Praktisi hukum Sultra ini tidak menampik bahwa dalam merealisasikan target tersebut, pihaknya dihadapkan dengan banyak kendala, termasuk persoalan hoax yang beredar di media sosial.
“Yang jadi fokus kami disini adalah membersihkan segala bentuk hoax yang dihembuskan oleh oknum-oknum tertentu kepada Jokowi, isu penista agama, pro TKA, PKI, ini yang paling berbahaya. Parahnya masyarakat cenderung menelan mentah-mentah isu tersebut,” ujar Caleg DPR RI ini.
Aktivis 98 dan Pospera Sultra, lanjut Erwin, juga tidak hanya menegaskan langkah solutif memenangkan Jokowi di Sultra, namun juga menyampaikan 3 poin penolakan tegas terhadap lahirnya pemimpin yang berpotensi merusak masa depan bangsa.
“Kami tegas menolak Capres yang terbukti lakukan pelanggaran HAM, Capres yang berpotensi menerapkan sistem pemerintahan orde baru, dimana kekuasaan ditunjukkan dengan cara intimidatif, dan manipulatif, serta menolak Capres tuan tanah yang berkamuflase lewat HGU,” tegasnya.
Penulis: Yaya
Editor: Ernilam
Discussion about this post