
Kendari, Infosultra.id –Film arahan Eugene Panji dan Myrna Paramita Pohan bertajuk ’22 menit’ telah tayang perdana di seluruh bioskop di Indonesia. Salah satunya di Cinemaxx Lippo Plaza dan Hollywood Kendari, Kamis, 19 hingga 20 Juli 2018.
Film yang sarat dengan edukasi penanggulangan teror ini turut dikampanyekan oleh Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara. Respon positif datang dari berbagai elemen mesyarakat.
Hal itu terlihat dari antusiasme ratusan warga yang datang untuk menyaksikan film berdurasi 80 menit itu. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Iriyanto, S.I.K, saat diwawancarai usai penayangan film tersebut mengimbau agar masyarakat lebih mewaspadai potensi terjadinya aksi-aksi terorisme di lingkungan sekitar.
“Film ini lebih kepada edukasi kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya teror yang mengancam. Diperlukan kewaspadaan dini, kapanpun dan dimanapun,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan olej Pj Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi. Selain mendukung peran Polri dalam memberantas teror, dia juga mengimbau kepada masyarakat Sultra agar lebih berhati-hati terhadap bahaya paham radikal dan hate speech.
“Semoga bahaya paham radikal dan hate speech atau ujaran kebencian kedepannya bisa teratasi. Kami mendukung peran dan kinerja Polri khususnya Polda Sultra,” pungkasnya.
Untuk diketahui, film 22 Menit ini diperankan oleh aktris dan aktor kawakan dalam negeri, beberapa diantaranya adalah Ario Bayu, Hana Malasan, Ardina Rasti, Ade Firman Hakim, Mathias Muchus, Hana Malasan, Ence Bagus, Ajeng Kartika, Taskya Namya, dan Fanny Fadillah.
Film tersebut terinspirasi dari teror bom di Jakarta yang terjadi di kawasan Thamrin, pada bulan Januari 2016 silam. Serangan tersebut merupakan rentetan peristiwa ledakan dan penembakan di kawasan Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Kapolri Jenderal Pol H. Muh. Tito Karnavian, M.A., P.hd dan mantan Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krisna Mukti menjadi beberapa tokoh utama dalam film itu.
Sebelum proses syuting dilakukan, rumah produksi Buttonijo Films diketahui telah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian untuk mengetahui lebih dalam mengenai detail peristiwa tersebut. Hal itu dilakikan untuk menggambarkan situasi riil dalam proses produksi.
Laporan: Ode
Discussion about this post