
KOLAKA, Infosultra.id – Futsal Wakatobi Walk Out Dari Porprov Kolaka. Cabang olahraga (Cabor) Futsal kabupaten Wakatobi, menyatakan walkout (keluar) dari kepesertaannya di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) XIII, yang dilaksanakan di Kabupaten Kolaka.
Keputusan Walk out itu dipicu adanya pergesekan antara dua kubu tim futsal yang mengantongi rekomendasi yang berbeda.
Futsal Wakatobi Walk Out Dari Porprov Kolaka
salah satu tim diketahui mengantongi rekomendasi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) kabupaten Wakatobi, sementara kubu lainnya diduga mengantongi rekomendasi Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Sultra.
Masing-masing tim futsal itu, bersikukuh untuk tetap berkompetisi dengan alasan rekomendasi yang telah dimiliki.
Ketua kontingen Kabupaten Wakatobi, Muhammad Ali, mengatakan dari kubu Asosiasi Futsal Kabupaten (AFK ) dan PSSI ini, sejak persiapan penyelenggaraan hingga pemberangkatan kontingen KONI Wakatobi telah mencoba menegahi persoalan tersebut.
Menurutnya, Porprov ini adalah event antardaerah dan bukan antarklub, sehingga harusnya yang dapat bermain pada laga itu adalah atlet futsal dibawah naungan PSSI.
“Yang layak untuk berlaga adalah tim futsal yang mendapat rekomendasi dari pihak KONI Kabupaten Wakatobi,” kata Ali.
Pesoalan ini,enurut Ali, terjadi alam tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai salah satu Pengurus Cabang ( Pengcab) didalam KONI Wakatobi.
“KONI Wakatobi, demi kesatuan dalam satu barisan KONI wakatobi juga sudah memediasi beberapa kali agar PSSI dan AFK ini bisa kompromi untuk bisa jadi tim yang satu,”ujarnya di posko kontingen Wakatobi, Kabupaten Kolaka. Kamis, (6/12/2018).
Namun hingga keberangkatan kontingen, kata Ali, belum juga ditemui kesepahaman antara keduanya. Dijelaskannya, dalam panduan dari KONI provinsi ke KONI kabupaten Wakatobi telah disampaikan bahwa peserta pertandingan pada futsal itu harus mendapat rekomendasi. Tapi melihat pemberangkatan kontingen dan legitimasi daerah, KONI hanya bisa memberikan itu kepada PSSI.
“Bahwa secara penatausahaan keuangannya, administrasinya, maupun legitimasi daerah itu ada di PSSI. Secara legitimasi untuk melakukan pertandingan ada rekomendasi dari panduan dari KONI provinsi ada di AFK,”katanya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Ali Tembo itu menegaskan bahwa PSSI dan AFK sebagai satu pengcab, harus dapat menyelesaikan masalahnya dengan duduk satu meja. Hal itu menurutnya mutlak untuk dilakukan.
Walk outnya kontingen futsal kabupaten Wakatobi, kata Ali, merupakan sebuah pelajaran dan pesan yang disampaikan kepada seluruh Pengcab terkhusus bagi PSSI dan AFK.
“Tidak ada satu hal yang bisa membuat kita menjadi kuat, kalau kita dalam cara pandang yang berbeda dan tidak dapat membangun kesepahaman,”tuturnya.
Ia menambahkan, kekuatan hanya ada dalam satu kesatuan gerak dan rantai barisan. Ia juga meyakini sepenuhnya bahwa pesan ini akan dibawa oleh KONI kedepan untuk menyatukan antara PSSI dan AFK. Agar kedepan futsal Wakatobi menjadi olahraga yang gemilang, olahraga yang akan mencapai puncak kejayaannya dimasa depan.
“Saya pun mengatakan bahwa mungkin ini bagian dari sebuah pengorbanan. Tapi pengorbanan ini tidak boleh sia-sia karena ada pesan yang dibawa oleh pengorbanan ini untuk lebih menata diri kembali. Sehingga PSSI dan AFK Wakatobi menjadi cabang olahraga (Cabor) yang diunggulkan dan mencapai puncak kejayaannya,” pungkasnya.
Reporter : SR
Discussion about this post