
Kendari, Infosultra.id-Dari dan untuk kaum muda Sulawesi Tenggara (Sultra), kalimat inilah yang tepat menggambarkan semangat Jaffray Bittikaka (JB) dalam mewujudkan lahirnya pengusaha-pengusaha muda asal Sultra.
CEO Burawa Group kelahiran 17 Agustus 1978 ini memang dikenal konsisten dalam program-program pengembangan potensi kaum muda di berbagai bidang, baik keorganisasian, bisnis, ekonomi kreatif, maupun investasi.
JB sadar bahwa salah satu jalan untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi negara adalah meningkatkan jumlah pengusahanya. Tak terkecuali pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun wirausaha pemula (WP) yanh diharapkan mampu meningkatkan jumlah pengusaha di tanah air, termasuk Sultra. Untuk mewujudkan harapan tersebut, JB bersama Jendela Bangsa Foundation merintis sebuah program “1 Desa 1 Pengusaha”.
“Program 1 Desa 1 Pengusaha ini membidik kaum muda di pedesaan di seluruh wilayah Sultra,” jelas JB, Selasa (29/1/2019).
JB menguraikan alasan mendasar mengapa kaum muda di pedesaan menjadi sasaran program ini.
“Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, anak muda dari pedesaan harus merantau ke kota besar, tetapi sayangnya, usai menyelesaikan pendidikannya, mereka jarang yang mau pulang kampung dan membangun desa dengan berbagai alasan,” ungkapnya.
Program Startup Lokal “1 Desa 1 Pengusaha” ini diharapkannya mampu menjadi solusi untuk menciptakan peluang usaha dan terbukanya lapangan kerja, Sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara desa dan kota.
“Anak muda di desa juga harus memiliki daya saing,” lanjut pria dua anak ini.
JB menambahkan, Sultra memiliki hasil perkebunan dan laut yang sangat kaya, salah satu contoh adalah jagung. Petani jagung seringkali hanya menjual hasil panen ke pasar untuk dijual dalam bentuk komoditas mentah.
Karena itu, salah satu prioritas dari program “1 Desa 1 Pengusaha” adalah membina para kaum muda untuk mampu mengolah komoditas mentah yang memiliki nilai jual dan daya saing baik di tingkat lokal maupun nasional.
Sultra, lanjut JB, juga dianggap memiliki hasil laut yang melimpah. Salah satu komoditas yang dihasilkan dari sektor perikanan tersebut yakni makanan kemasan berbahan hasil laut yang bisa dikembangkan di desa-desa. Sebut saja bakso ikan, siomay, dan baso tahu. Semua makanan tersebut bisa diproduksi di desa-desa pesisir dan dengan sentuhan tangan-tangan kreatif. Makanan tersebut juga menurutnya bisa dijual dalam kemasan yang menarik dengan tetap menjaga kualitas pengemasan dan kebersihannya.
“Peluang menjadi pengusaha di Sultra ini sangat besar, sekarang ini tinggal bagaimana Jendela Bangsa Foundation dan kita semua serta dukungan semua pihak untuk menggalang semangat dan menyatukan tekad bahwa kita mampu,” lanjut Wakil Ketua Umum KADIN Sultra ini.
Peluang usaha di desa, lanjut JB, tidak hanya bersumber dari pengelolaan hasil perkebunan dan laut, usaha di bidang ekonomi kreatif dan bidang lain juga sangat terbuka lebar.
“Jika program 1 Desa 1 Pengusaha ini dijalankan maka tujuan utama kita semua untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan terwujud, sehingga kesejahteraan merata dari desa ke kota, di seluruh wilayah Sultra,” imbuh JB.
Membuka usaha tentu tidak bisa lepas akan kebutuhan adanya modal. Disinggung masalah ini, JB menjelaskan, bahwa modal usaha sangat penting, tetapi yang jauh lebih penting saat ini adalah dukungan dari dan bagi kaum muda yang ada di desa agar program “1 Desa 1 Pengusaha” yang diprakarsai dan dikelola oleh Jendela Bangsa Foundation ini, mampu diterima dan dipahami serta didukung sehingga dapat terus berjalan.
“Jika masalah modal, di senayan banyak dana untuk UMKM, dan itulah ruang pengabdian saya,” tegasnya.
Penulis: Yaya
Editor: Alifiandra
Discussion about this post