
Kolaka, Infosultra.id – Pertarungan Cabang olahraga (Cabor) Muay Thai antara Kabupaten Wakatobi, melawan tuan rumah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (7/12/2018), berakhir ricuh. Aksi saling dorong antara pihak official Wakatobi dengan pihak pengamanan panitia, dalam laga Muay Thai kali ini bahkan tak dapat dihindari.
Akar perselisihan itu diduga terjadi karena adanya kecurangan yang diduga dilakukan oleh panitia penyelenggara.
Dalam laga itu, atlet Wakatobi Andryawan Darmita, yang juga adalah petarung jebolan Mixed Martial Art (MMA), diketahui melawan atlet tuan rumah Kolaka, A. Zulfikar.

Pelatih Muay Thai Kabupaten Wakatobi, Ferdin, mengatakan pihaknya sangat jelas dirugikan oleh pihak panitia. Sebab dari kondisi awal hingga berakhirnya pertandingan, menurut Ferdin, harusnya dimenangkan oleh atlet Wakatobi.
“Saya tidak habis pikir proses yang kita saksikan pada pertandingan berbanding terbalik dengan hasil keputusan panitia. Yang membuat kita dan para penonton yang menyaksikan bingung dengan keputusan itu,”katanya.
Lanjut dia, masyarakat dipastikannya mengetahui siapa yang harus dan pantas memenangkan pertarungan kali ini.
“Sangat besar kecurangannya, kita lihat dari sisi pukulan yang masuk kearah lawan dan beberapa pukulan telak lainnya beberapa kali yang membuat lawan hampir K.O,”ungkapnya.
Menyoal sindirian soal sertifikat pelatih, Ferdin menegaskan bahwa, tugas pelatih sebagai bagian penting dari kontingen atlet sewajarnya mengajukan protes jika ditemukan kecurangan dalam pertandingan.
“Sementara kalau mau berbicara soal sertifikat pelatih Muay Thai, kemungkinan besar di Indonesia ini baru saya satu-satunya yang memiliki sertifikat dari Thailand. Dalam artian saya ini adalah instruktur untuk para pelatih, kalau memang mereka mempertanyakan itu,”ujarnya.
Ferdin juga menegaskan bahwa dirinya selama ini telah memiliki kapasitas dan kompetensi sebagaai petarung sekaligus instruktur pelatih, yang juga telah memiliki sepak terjang bertarung yang tak perlu diragukan, termasuk dalam hal pembinaan dan seleksi atletnya.
“Kita dari Wakatobi ini petarung sekaligus instruktur pelatih. Kan kejuaran Porprov ini adalah bagian dari seleksi Pekan Olahraga Nasional, sehingga juara-juara yang direkomendasikan pada pra PON juga harus dari seleksi yang sportif sehingga atlet yang direkomendasikan itu bukan dari hasil settingan,”tandasnya.
Dalam pertandingan sebelumnya, Ferdin juga meyakini adanya kecurangan dalam uji keseimbangan berat tubuh. Panitia, disebutkannya mencurangi atlet Wakatobi dengan memanipulasi ukuran berat badan dua rival petarung dinyatakan tidak seimbang, yakni 78 kg melawan 57kg, 7 ons.

Sementara itu, Ketua Pengprov Muay Thai Sultra, Bachri Bachtiar, saat dimintai klarifikasinya soal dugaan pengaturan skor, serta kecurangan dan keberpihakannya pada tuan rumah Kolaka disela-sela kericuhan itu, memperlihatkan hasil tertulis pertandingan pada manager cabor Muay Thai Kabupaten Wakatobi dan awak media, dengan skor telak 5-0 untuk kemenangan Kolaka.
Manipulasi penetapan skor untuk hasil pertandingan yang disebut-sebut sarat kecurangan juga dibantahnya.
“Tidak ada kecurangan, lihat ini, lihat dan buka sendiri tidak ada intervensi. Dan lihat siapa yang menang, merah kan (sudut merah) 5-0 pak. Rugi dan malu saya kalau mau akal-akali ini. Sekarang saya tanya, itu pelatihnya bersertifikat tidak, pernah pelatihan tidak,”ucapnya dengan nada keras.
Hingga kini, belum ada klarifikasi dari pihak manapun terkait dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan event olahraga empat tahunan itu.
Penulis : SR
Editor : Alifiandra
Discussion about this post