
Kendari, Infosultra.id-Ketua Asosiasi Pemerintah Daerah Maritim 6 Negara CTI (CTI – Maritim LGN), Ir. Hugua, menjadi salah satu keynote speaker (pembicara), dalam pertemuan para ahli ilmu pengetahuan dan teknologi Asia – Pasifik, yang diselenggarakan oleh UNESCO Office Jakarta, sejak tanggal 17 hingga 19 Oktober 2018.
Pertemuan yang diselenggarakan di salah satu Hotel Bintang Lima Jakarta itu berkaitan dengan pembahasan bagaimana melokalkan Standar Pembangunan Berkelanjutan, Sustainable Development Goal (SDG), hingga ke tingkat akar rumput.
Ir. Hugua menilai bahwa pertemuan itu sangat penting dan strategis, mengingat di masa depan, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang memuat program dan anggaran pemerintah daerah, harus selaras dengan visi-misi nasional dan global, terutama yang berkaitan dengan standar PBB yang memuat 17 platform SGD.
“Salah satu diantaranya adalah program pembangunan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Itu harus selaras dengan peningkatan mutu lingkungan demi kesejahteraan kita dan anak cucu kita,” jelas Hugua, saat diwawancarai via telepon selulernya, Jumat (19/10/2018).
Dalam pertemuan itu, Hugua juga menyinggung dampak dan resiko pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Dicontohkannya, wilayah maritim Indonesia yang t berada pada zona cuaca ekstrem dengan resiko terdampak bencana alam mulai dari banjir, kemarau, dan bencana alam lainnya.
Selain itu, wilayah maritim Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara, dikatakannya juga berpotensi terdampak resiko fenomena alam gempabumi dan tsunami yang kapanpun bisa terjadi diluar prediksi manusia. Sehingga butuh kajian dengan meningkatkan kewaspadaan dini hingg melakukan upaya mitigasi bencana baik dalam skala lokal, nasional hingga internasional.
“Sudah saatnya kita sesama suku bangsa dan antar bangsa harus memikirkan kesejahteraan bersama secara berkelanjutan demi kelestarian bumi,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Prof. DR. Shahbaz Khan selaku Direktur UNESCO Asia- Pasifik dalam sambutannya, menilai bahwa keterlibatan Maritim CTI- LGN dalam Skema UNESCO sangat penting dan strategis. Sebab melalui wadah ini, standarisasi PBB pada tingkat pemerintah daerah 6 Negara CTI ini akan lebih mudah diimplementasikan.
Adapun Negara CTI yang dimaksud meliputi : Indonesia, Philipina, Malaysia, Papua New Guinea, Timor Leste dan Salomon Island.
Penulis: Yaya
Discussion about this post