
Kendari.Infosultra.id-Program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sintesa, yang dirintis sejak Tahun 1991 hingga kini telah banyak diadopsi oleh pemerintah.
Program LSM yang pernah dipimpin oleh Hugua itu diketahui menyentuh seluruh aspek kebutuhan masyarakat di Sultra. Beberapa diantaranya yakni bantuan pemberdayaan ekonomi petani di pedesaan, bantuan sarana air bersih, pelatihan dukun terlatih dan jaminan program kesehatan nasional (JPKN).
Kendati sempat menemui kendala dalam pemerintahan orde baru, LSM ini masih aktif merintis program-programnya hingga kini.
“Di zaman orde baru program kami memang kerap ditentang, tapi seiring dengan era perubahan paradigma pemerintah Indonesia, program yang dirintis Sintesa ternyata sekarang banyak yang dijadikan role model (teladan). Ini artinya LSM Sintesa era kepemimpinan Pak Hugua dan masuk kepemimpinan Pak Muhlis, sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat,” kata Muhammad Sudair, Direktur Eksekutif LSM Sintesa, Minggu (24/6/2018).
Sudair menguraikan, ketika menjabat direktur eksekutif Sintesa, Hugua pernah merumuskan program pemberian bantuan benih jagung manis kepada petani di Desa Amesiu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe (dulu Kabupaten Kendari). Hasil panen jagung manis ketika itu terbilang melimpah. Petani pun kemudian merintis penjual jagung rebus di pinggir jalan. Di tahun 2002, hanya 1 orang saja yang memasarkan brand ‘penjual jagung rebus’ (PJR).
“Kita lihat sekarang, PJR berkembang pesat di Pondidaha. Bahkan sudah menjadi tempat rekreasi bagi pelintas jalan Kendari menuju Kolaka. Saya kira program yang dirintis era Hugua di Sintesa sudah memberikan manfaat bagi petani di desa,” jelas pria yang akrab disapa Dede itu.
Program lain yang kini banyak dinikmati masyarakat, lanjut Dede, yakni pembangunan sarana air bersih di beberapa desa di Kabupaten Konawe Utara, Wakatobi, Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Muna.
“Saat itu, warga masih kesulitan mendapat air bersih. Tapi dengan kemampuan lobi ke negara-negara pemberi bantuan sarana air bersih, Hugua bersama aktivis LSM lainnya berhasil mendatangkan bantuan. Berhasil membantu pemerintah,” terangnya.
Untuk program kesehatan, Dede mengatakan LSM Sintesa juga pernah menggelar pelatihan dukun bayi. Pelatihan tersebut diberikan kepada dukun bersalin yang berada di kampung-kampung, sehingga proses persalinan bisa ditangani lebih baik, sesuai standar medis.
“Dulu kan Puskesmas masih terbatas, sehingga banyak ibu yang mau melahirkan mengandalkan dukun. Makanya dukun diberi pelatihan, nama programnya dukun terlatih, ” ungkapnya.
Upaya pemberian bantuan dari LSM Sintesa untuk masyarakat itu, diketahui turut melibatkan Negara-negara penyuplai bantuan (donor), seperti Jerman, Australia, Inggris, Swiss, Kanada dan Jepang. (L2)
Discussion about this post